DB – GORONTALO KAB, Dugaan teror yang dilakukan terhadap salah satu masa aksi dari Aliansi Masyarakat Peduli Rakyat Gorontalo (AMPGR) , mendapat kecaman dari Permahi Gorontalo. Pasalnya, penegakkan supremasi hukum yang seharusnya patut mendapatkan apresiasi, menjadi miris ketika berujung intimidasi.
Faisal S. Moha Pjs Komisariat Permahi Universitas NU Gorontalo, pada komentarnya mengecam tindakan yang tidak patut dilakukan oleh oknum kepolisian. Dirinya menduga intimidasi tersebut, berupa tindakan teror yang diduga dilakukan oleh oknum anggota Polres Gorontalo.

“Jika kita mengacu pada aturan kepolisian, bahwa polisi seharusnya mengayomi dan melindungi bukan mengintimidasi massa aksi melalui teror akun sosial media. Patut kita ingat bahwa kemerdekaan mengemukakan pendapat tertuang pada UUD 1945 Pasal 28 dan secara hierarki perundang – undangan itu adalah hukum yang tertinggi,” Kata Faisal.
” Mengacu dari asas lex superiori derogat legi inferiori, namun sangat miris ada tindakan seperti ini kalau baper mending berhenti aja jadi anggota polri”. Lanjut Faisal, Pada Selasa (14/05/2024).
Hal yang sama juga dikatakan Deril Hippi, Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Gorontalo. Deril yang juga kader PERMAHI Goronralo ini, mengutuk tindakan tercela yang diduga oknum kepolisian polres Gotontalo yang secara pandangan hukum ada dugaan niatan jahat (mens rea) oleh oknum tersebut.
“Kami menduga ini sudah ada niatan jahat, kami udah cocokkan beberapa bukti, akun fb merupakan milik yang diduga anggota kepolisian dan orang pada foto tersebut hadir saat aksi, memang terjadi bentrok tapi yang patut dipertanyakan kok ada pertanyaan pada chat fb ‘dimana dan kapan baliknya’ sedangkan si korban ini tidak mengenal dan tidak ada hubungan apapun dengan terduga. Ucap Deril.
Sementara itu, Aqila Arianto Kadir Pjs. Komisariat PERMAHI Universitas Gorontalo pun menambahkan, bahwa jika ada yang menyentuh mahasiswa fakultas hukum apalagi dalam ruang lingkup permahi, pihaknya siap turun dengan aksi solidaritas di Polres Gorontalo.
“Niatan dugaan teror ini sudah diluar situasi aksi kalau sebelum aksi kami anggap wajar saja karena kami udah mengalami hal beginian, kami tekankan jika berani menyentuh kader kami, kami tidak akan segan turun untuk mencopot anggota kepolisian tersebut sekaligus dengan kapolres, Jika diplomasi tidak digubris maka demonstrasi adalah solusi mendidik penguasa yang tidak etis”. Pungkasnya.
Hingga berita ini diterbitkan, awak media telah berulang kali menghubungi dan mendatangi Polres Gorontalo, untuk meminta klarifikasi dari Kabag Ops Polres Limboto, AKP. AKP. Akmal Novian Reza, SIK. Namun yang bersangkutan tidak merespon dan tidak berada di kantornya. [AS]