DEBUTOTA – Gorontalo Kab, Aliansi Tangisan Penderitaan Rakyat (TAPERA), mengelar aksi unjuk rasa untuk menindak lanjuti Persoalan dugaan gratifikasi pihak Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Dan BSG, serta Proyek yang mangkak di danau Limboto, pada Senin (21/10/2024).
Dalam orasinya Jendral lapangan Tapera, Sawal menyampaikan ada beberapa Tuntutan di antaranya Terkait Dugaan Gratifikasi Yang di lakukan oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat Dan Desa ( PMD ) dengan Pihak BSG, yang hingga saat ini Belum kunjung Terselesaikan.
” Sudah sejauh Mana perkembangan Terkait dengan khusus dugaan gratifikasi ini, jangan sampai ini hanya habis Di Rapat Dengar Pendapat (RDP) saja, Kalaupun ini benar atau salah, kami cuman mau minta tindak lanjuti sudah sejauh mana. Kemudian Kami mempertanyakan terkait proyek yang di danau Limboto sudah hampir 2 tahun ini, belum ada tindak lanjutnya dan tidak memiliki kejelasan terkait proyek tersebut. Kami tahu anggaran sudah cair hanya saja sampai hari ini belum ada tindak lanjuti,” Teriak Sawal.
Menanggapi aksi tersebut, Ketua DPRD kabupaten Gorontalo Zulfikar Usira, menyampaikan bahwa dugaan gratifikasi ini sudah di sampaikan oleh teman-teman mahasiswa universitas Gorontalo, Dan sudah di laksanakan juga Rapat dengar pendapat (RDP).
” Bersama dengan yang bersangkutan antara PMDes Dan BSG, menurut teman aktivis ada beberapa administrasi yang di langar oleh pihak Instasi terkait, maka ini kami kawal namun saya tidak bisa lansung memutuskan kalau ini bersalah atau tidak. Kami punya mekanismeny,a kami hanya mengawasi terhadap perlangaran yang di lakukan,” Kata Zulfikar.
Selanjutnya, masa melanjukan aksi Di kantor PUPR Balai Wilayah Sungai Gorontalo. Tapera menuntut kejelasan Proyek pembangunan Danau Limboto. Dalam orasinya kordinator lapangan Haikal Paramata menyampaikan proyek pembangunan Danau Limboto Mengalami mangkrak dan mengakibatkan beberapa wilayah yang ada di kabupaten Gorontalo terkena dampak
” Di antara yang terkena dampak adalah Kayubulan, Telaga dan Bongomeme. Proyek Ini sudah selesai pembagunannya dari tahun kemrin, maka dari kami dengan aksi ini mempertanyakan sudah sejauh mana pembangunan proyek tersebut. Sedangkan angaran-angaran mengenai proyek tersebut itu, sudah ada semua di pihak balai dan juga alat yang sudah mereka distribusikan bukan sepatutnya menopang dampak terjadi di kabupaten Gorontalo, ini kenapa menjadi alasan kami Untuk mengelar aksi unjuk rasa di kantor BWS 2 Gorontalo,” Urai Haikal.
” Ini harus secepatnya di tindak lanjuti oleh pihak Balai Wilayah sungai Gorontalo, Jangan sampai terjadi lagi banjir yang lebih besar dari pada banjir kemrin yang kena dampaknya adalah masyarakat yang di sekitar danau Limboto kalaupun ini Masi belum memiliki kelasan maka kami akan mengadakan aksi lanjutan,” Tambah Haikal.
Saat di wawancara, Perwakilan Balai Wilayah Bidang Komunikasi dan Publik Olden Winarto mengatakan akan segera menindaklanjuti materi aksi dari Tapera. Maksud baik dari Tapera dengan segera mungkin akan disampaikan pada Pimpinan Balai yang saat ini tidak berada ditempat.
” Jujur kami bahkan pimpinan tidak mengetahui aksi yang di gelar oleh teman-teman aliansi TAPERA ini, namun saya menangkap apa yang di sampaikan oleh masa aksi terkait dengan penangan banjir dan proyek danau Limboto,. Ini akan saya teruskan ke pimpinan,” Kata Olden.
“Pimpinan menyampaikan permohonan maaf tidak bisa hadir karena masih punya agenda di luar, saya sudah ada dokumentasi siap-siapa saja yang sudah melakukan audiensi dengan kepala balai dan ini sudah on progres sebagai mana mestinya. Tutup Olden Wiranto. [YA]