Scroll untuk baca artikel
banner 350x300
Example floating
Example floating
banner 300x250
KhazanahSejarah

Ayah Gusdur Ditabrak Truk, Begini Detik KH. Wahid Hasyim Wafat

50
×

Ayah Gusdur Ditabrak Truk, Begini Detik KH. Wahid Hasyim Wafat

Sebarkan artikel ini
[Foto : Luar Biasa]
Example 468x60

DEBUTOTA, KHAZANAH, SEJARAH – Ayah Gus Dur, KH Abdul Wahid Hasyim, meninggal dalam kecelakaan pada 19 April 1953. Sejumlah media berbahasa Belanda yang masih terbit pada 1950-an, menurunkan berita tentang peristiwa itu.

Dikutip dari alif.id, Wahid Hasjim overledenBij auto-ongeluk Tjimahi Bandung, demikian judul dalam Java-bode  nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 20-04-1953. Wahid Hasjim meninggal karena kecelakaan mobil di Cimahi, Bandung.

Koran yang sama pada 22 April 1953 menurunkan judul, Auto-ongeluk K. Wachid Hasjim Mede-passagier Argo Sutjipto ook om het leven gekomen. Kecelakaan mobil K. Wachid Hasjim, sesama penumpang Argo Sutjipto juga tewas. Dalam berita ini disertakan pengakuan sopir yang bernama Djuhari.

Sementara judul Het auto ongeluk van W. Hasjim, diturunkan oleh Het nieuwsblad voor Sumatra, 23-04-1953. Kecelakaan mobil Wachid Hasjim.

Dari sejumlah berita itu diperoleh keterangan bahwa kecelakaan terjadi di Cibeureum, Cimahi, pada hari Sabtu, sekitar pukul 11.30 siang. Sementara menurut keterangan A. A. Achsien dalam informasi resmi PBNU, peristiwa terjadi jam 13.00.

Dikutip dari serial buku TempoWahid Hasyim untuk Republik dari Tebuireng, halaman 115 mengisahkan kejadian tersebut. Seperti ini: Hujan deras membuat licin jalan yang ramai itu. Ban Chevrolet Cabriolet selip dan sopir bernama Djuhari tidak bisa mengendalikannya. Mobil melaju zigzag. Di depan, sebuah truk mengerem. Bagian belakang mobil Wahid itu membentur truk itu dengan keras.

Sopir dan Gus Dur selamat. Tapi, “Wachid Hasjim terpelanting keluar dan jatuh di bawah truck.” tulis koran Sinpo edisi Senin 20 April 1053. Argo turut terlontar keluar. Wahid terluka parah di bagian kening,mata, pipi, leher, dan langsung pingsan seketika, “Karena luka-lukanya pada kepalanya (schedel-fractuur).

Koran Java-bode pada 22 April 1953 menurunkan judul, Auto-ongeluk K. Wachid Hasjim Mede-passagier Argo Sutjipto ook om het leven gekomen. Kecelakaan mobil K. Wachid Hasjim, bersama penumpang Argo Sutjipto juga tewas. Dalam berita ini disertakan pengakuan sopir yang bernama Djuhari.

Menurut Djuhari, saat itu jalanan licin akibat hujan. Tiba-tiba dari arah berlawanan terlihat sebuah truk. Djuhari panik sehingga mobil agak oleng. Pada saat itulah Kiai Wahhid dan Argo melompat dari kendaraan, Chevrolet Cabriolet. Mereka khawatir kendaraan yang mereka naiki akan menabrak truk. Keduanya mendapatkan benturan keras yang mengakibatkan luka dalam di bagian kepala.

Sesaat kemudian Djuhari berhasil menguasai kembali mobilnya dan hanya membentur truk itu, yang menyebabkan sedikit kerusakan. Djuhari dan putra sulung Kiai Wahid, Abdurrahman atau Gus Dur yang duduk di depan, tak mengalami luka berarti.

Lokasi kecelakaan itu, menurut H. Dadang Nawawi, putra KH Izuddin, tepat di depan kantor BPKP Jawa Barat saat ini. Tepatnya di Jalan Raya Cibeureum atau Jalan Amir Machmud No. 50 Cimahi.

Menurut peminat budaya Sunda, IIP D Yahya, setelah kecelakaan, Kiai Wahid dan kedua korban segera dibawa ke rumah sakit terdekat yaitu RS Cibabat Cimahi.  Pada saat yang sama, Gus Dur kecil dibawa singgah ke Pesantren Cibeureum Kidul oleh KH Izuddin. Setelah terhubung dengan A. A. Achsien, kemudian diatur pemindahan perawatan ke RS Boromeus di Kota Bandung, tak jauh dari kampus ITB.

Setelah menjalani perawatan sekitar 24 jam, Kiai Wahid wafat sekitar pukul 14.00. Tak lama kemudian, Argo pun meninggal. Dari RS Boromeus kedua jenazah dibawa ke Jakarta dengan dikawal oleh Brigade Mobil. Jenazah KH. A. Wahid Hasyim kemudian disemayamkan di kediaman di Jalan Jawa dan keesokan harinya dibawa dengan pesawat ke Surabaya untuk kemudian dimakamkan di pemakaman keluarga di Tebuireng, Jombang. Ungkapan duka cita pemerintah saat itu disampaikan Wakil Perdana Menteri Prawoto Mangkusamito.

banner 300x250
Example 120x600
banner 300x250

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *