DEBUTOTA, TAJUK – Perubahan politik menjadi konsekuensi dalam setiap dinamika demokrasi yang terus berkembang. Dengan partisipasi politik dan kepercayaan warga terhadap pemimpin yang disebabkan oleh terbangunnya sistem politik produktif, akan melahirkan kondisi politik, ekonomi,sosial, hukum, budaya dan hak sipil yang semakin baik.
Kondisi politik saat ini, mengalami dinamika sejalan dengan konsolidasi demokrasi yang sedang berlangsung. Dinamika politik terus terjadi menuju yang tentunya searah dengan keseimbangan sistem politik yang semakin demokrasi. Artinya, warga telah memahami proses dalam dinamika politik yang dewasa ini, sering mempertontonkan hasil yang banyak diluar prediksi.
Politik kontemporer yang terjadi pada hasil Pileg dan Pilkada serentak tahun 2024 silam yang menjadi contoh akan dominasi sistem yang berhasil menggeser pola lama dengan tipe strategi politik tradisional, maka dengan lahirnya era globalisasi dan tekhnologi informasi, telah berhasil menciptakan lingkungan politik yang lebih kompleks dan saling terhubung. Sebab elaborasi politik kontemporer, memiliki karakterisktik yang berbeda dengan stigma politik masa lalu.
DAMPAK STRATEGI POLITIK KONTEMPORER VERSI RSB
Dampak pada strategi tersebut cukup dirasakan oleh pihak yang kalah dan sangat menguntungkan pihak yang menang. Kemenangan yang diraih dengan konsep pembaharuan, yang kemudian dikolaborasi dengan dukungan tokoh-tokoh muda yang produktif, berhasil mengalahkan konsep tua yang berharap pada ketokohan berkesan kaku.
Hasil Pilkada 2024 sebagai contoh terdekat, banyak spekulasi kontemporer yang bertebaran dan ternyata menjadi kunci kemenangan yang paling ampuh. Pemerataan peran dan ketokohan yang tidak formal, ternyata mampu dimainkan oleh beberapa orang termasuk dari salah satu tokoh muda, yang bisa dibilang baru saja menginjakkan kakinya dikancah politik saat ini.
Jiwa sosial dan keinginan pada perubahan sebenarnya yang dibutuhkan warga, ternyata ada pada diri pengusaha nasional asal Gorontalo yang satu ini. Revan Saputra Bangsawan atau yang akrab disapa RSB ini, pada kurun waktu yang tidak begitu lama, mampu mematahkan dominasi politik aktor-aktor besar, yang bukan saja di Gorontalo, tapi juga nasional.
RSB yang memiliki gaya komunikasi berbeda ini ternyata adalah tokoh kunci kemenangan kelompok besar pemimpin di Provinsi Sulawesi Utara, termasuk pada pemenangan Gubernur dan Wakil Gubernur Sulut Julius Selvanus Komaling,SE dan DR. Johanes Viktor Mailangkay, SH., MH.
RSB adalah tokoh muda sukses dan berhasil mengajak hampir seluruh rakyat di Bolaang Mongondow Raya (BMR) yang memenangkan pasangan YSK-Victory dengan perolehan suara sebanyak 539.039 suara atau 36,87% dari jumlah pemilih.
Selain Pilgub Sulut, RSB juga menjadi suksesor dibalik kemenangan dr. Weny Gaib,S.pM dan Rendy V. Mangkat, SH.,MH. Keduanya meraih sebanyak 35.150 suara. Tidak hanya itu, RSB juga menjadi tokoh dibalik kemenangan pasangan Ismet Mile & Risman Tolingguhu dengan raihan suara sebanyak 36.511 atau 34,63%, mengalahkan Merlan Uloli & Syamsu Botutihe pada Pilkada Serentak Kabupaten Bone Bolango silam.
Fenomena itu berlanjut pada kemenangan Thoriq Modanggu-Nurjanah Husuf pada PSU Pilkada Kabupaten Gorontalo Utara.
Didetik terakhir, badai RSB menjadi pahlawan bagi pasangan yang hanya diusung Partai Golkar, Gelora dan Perindo itu. Kehadiran RSB di waktu terakhir perjuangan Thoriq Nurjanah adalah bukti kongkrit perubahan politik kontemporer yang mematahkan dominasi tokoh-tokoh dari lawan politik pasangan Bercahaya itu.
Hal ini tentu membuktikan bahwa RSB mampu melawan nama besar dikubu lawan. Sebut saja, Partai NasDem yang ternyata dua kali menelan kekalahan atas rencana aksi dari pengusaha baru namun berskala nasional itu.
NasDem melalui Rachmad Gobel, ternyata tidak mampu menahan gempuran “meya-meya” RSB, yang kembali membuktikan misi RSB untuk menebar kebaikan.
POLITIK RSB YANG MENGGEMPARKAN
“Jika niat baik atau kebaikan itu harus dibeli, RSB siap mewujudkannya”. Kira-kira begitulah sepenggal kalimat RSB yang menggambarkan misi di peta politik khususnya di Gorontalo. Tidak ada yang bisa membantah, jika RSB ikut campur, maka siapapun lawannya, pasti kalah termasuk Rachmad Gobel, anggota DPR RI dua periode dari Provinsi Gorontalo itu.
Dominasi RSB begitu kuat, hal ini juga dibuktikan dengan putusan Mahkamah Konstitusi yang menolak gugatan pasangan Romantis, yang notabene didukung full Rachmad Gobel, sebagai Ketua Partai NasDem Gorontalo.
Tidak main-main, pola politik RSB langsung menuju tingkat atas, sehingga hal itu menjadi poin yang meresahkan bagi sebahagian pihak.Jika kita melihat hasil Pilkada di Gorontalo, RSB memiliki peran yang kuat ketika mendukung Rusli Habibie untuk mengalahkan “Ti Bulilango Hunggia” atau “Pemberi Cahaya Negeri” itu.
Kekalahan menyakitkan di Pilkada Bone Bolango, ternyata menjadi bukti bahwa NasDem hanya memiliki kepala tanpa tangan dan kakinya. Pada fakta hasil Pilkada, Kota Gorontalo, Kabupaten Pohuwato, Bone Bolango dan terkini di Gorontalo Utara NasDem dibawah kepemimpinan RG kalah. Hal ini tentu membuyarkan misi besar RG dan NasDem untuk menguasai Gorontalo. Padahal, sederet prestasi RG dan kontestasi NasDem yang bahkan dari segi pengalaman, ternyata RG tidak mampu melawan RH yang memiliki peran-peran diakar rumput.
Jika melihat fakta berikut, kemenangan NasDem di Kabupaten Gorontalo dan Kabupaten Boalemo ternyata bukan faktor RG. Kemenangan Sofyan Puhi dan Rum Pagau karena keduanya memiliki basis massa dan bukan campur tangan “Yang Mulia” RG, panggilan wajib bagi RG di setiap acara Nasdem.
Adapun jika NasDem berhasil memenangkan Iwan Adam sebagai Wakil Bupati di Pohuwato, tentu faktor Saipul Mbuinga yang mendominasi prestasi itu.
PERTARUNGAN GUBERNUR 2029
Jika kita melihat masa depan NasDem dengan gaya RG serta Golkar melalui pengalaman RH dan melihat hasil pada Pilkada serentak 2024 lalu, maka bisa dipastikan torehan NasDem tetap diposisi yang sama. Kekuatan akar rumput Golkar dan politik kontemporer ala RSB, menjadi tolak ukur prediksi kemenangan mutlak partai beringin untuk mengembalikan masa jayanya nanti.
Kolaborasi politik gaya android yang menggambungkan misi revolusi 5.0, dipastikan akan tetap menjungkalkan pola politik parlente NasDem Gorontalo.
Lalu siapa yang paling siap di Pilgub mendatang, yang pasti Golkar tidak akan melepas keberadaan RSB untuk menjadi suksesor RH. RSB dengan profilnya, diyakini mampu mendatangkan perubahan-perubahan di Gorontalo. Koneksi lintas batas, yang tidak mengandalkan nama besar, menjadi ciri khas dari pengusaha muda nasional ini.
Dilain sisi, peran RG secara nasional memang harus diakui, tapi konsep dan gaya main RG sudah diketahui tidak bisa diaplikasikan di Bumi Hulandhalo ini.
Menjual program dengan mengandalkan gaya memimpin di perusahannya, tidak begitu efektif jika bertemu dengan gaya main RH di Gorontalo. Apalagi saat ini, RSB terbukti senyawa dengan model dan gaya kepemimpinan RH.
Mengadaptasi hal tersebut, maka tidak bisa dipungkiri gaya main RH yang berkolaborasi dengan visi RSB dalam memainkan peran politiknya, bukan tidak mungkin menjadikan RSB sebagai calon kuat dari Partai Golkar dan bahkan memang lebih cocok menjadi Gubernur ketimbang RG.
RSB saat ini adalah mutiara yang kuat jika dirangkul Golkar untuk melawan sumberdaya RG, dan bisa jadi adalah kandidat yang lebih cocok menjadi Gubernur Gorontalo nanti.
PASCA PILKADA GORONTALO UTARA YANG MENYAKITKAN
Jika di Pohuwato, Nasdem hanya menjadi Wakil Bupati,. Di Boalemo, komando Rum Pagau tidak bisa mendongkrak perolehan suara NasDem di Boalemo. Kemudian, di Kota Gorontalo dan Bone Bolango, sudah dipastikan saat ini hanya menjadi penonton di Kabupaten Gorontalo Sofyan Puhi adalah juara karena basis pendukung dan pengaruh ketokohannya.
Khusus di Kabupaten Gorontalo Utara, sebenarnya RG memiliki misi besar untuk menjadikan Gorontalo dalam mengembangkan hinterland, untuk mengkatkan konektivitas logistic yang berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan daya saing nasional.
Misi itu begitu mulia, tapi kekalahan di Gorut kemungkinan akan berpengaruh pada kebijakan jangka panjang pada proyek tersebut. Dan jika sampai RG meninggalkan misi tersebut, RH yang memiliki kedudukan yang sama di DPR RI, tentu tidak akan menyia-nyiakan kesempatan untuk merebut mega projek tersebut. Artinya, dampak kekalahan RG dan NasDem di Pemilihan Legislatif dan Pilkada Serentak silam, dipastikan akan mempengaruhi kontrak pengelolaan Pelabuhan Anggrek selama 30 tahun kedepan, lebih-lebih pada hasil Pemilu 2029 mendatang.
KEMENANGAN RH DAN GOLKAR SERTA DUKUNGAN RSB
Memang terlalu dini, jika memprediksi RSB akan bergabung dengan Golkar Gorontalo. Tapi melihat pada Pilkada Bone Bolango dan Gorontalo Utara, RSB dan Golkar telan menjalin hubungan yang harmonis. Kita tidak bisa melupakan, bahwa hari ini punggawa-punggawa yang ada di NasDem, sebagian besar adalah pensiunan dari Partai Beringin itu. Artinya, misi RG untuk menyatukan tokoh-tokoh ternyata tidak begitu efektif pada hasil yang NasDem harapkan. Sebab, “mati satu tumbuh seribu” adalah pribahasa yang kemudian memenangkan frasa kalimat perubahan ala NasDem.
RH tentu mempunyai banyak strategi, untuk selalu mengalahkan NasDem disetiap eventnya. Dengan SDM yang kokoh serta didukung kolaborasi baru ala RSB, bisa dipastikan Golkar akan Kembali meninggalkan NasDem di seluruh perhelatan Politik mendatang. [***]
 




 
									
















