Scroll untuk baca artikel
banner 350x300
Example floating
Example floating
banner 300x250
BeritaKota Gorontalo

Haul Bapu Ju Panggola, Simbol Peradaban Ruhani Gorontalo & Spirit Islam Damai

54
×

Haul Bapu Ju Panggola, Simbol Peradaban Ruhani Gorontalo & Spirit Islam Damai

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

DEBUTOTA, GORONTALO – Berlangsung Khidmat dan penuh keheningan spirital, ratusan jamaah dari berbagai penjuru Gorontalo memadati kompleks makam ulama besar Syekh Ali bin Abubakar Al-Hasani—yang akrab dikenal sebagai Bapu Ju Panggola, dalam peringatan Haul Tahunan Bapu Ju Panggola, di Kelurahan Dembe Kecamatan Kota Barat Kota Gorontalo, pada Rabu (10/7).

Pembacaan Surah Al-Fatihah sebanyak 325 kali menjadi pembuka acara, disusul dengan Ratib Alaydrus yang dilantunkan oleh Majelis Muhyin Nuufus Provinsi Gorontalo. Gema zikir mengalun lembut dari pesisir Danau Limboto, menyatu dengan udara pagi dan menghadirkan kembali napas tasawuf dalam denyut spiritualitas Islam Gorontalo.

Dalam sambutan pembuka, Ketua Majelis Muhyin Nuufus, Dr. Funco Tanipu, ST., M.A., menegaskan bahwa haul bukan sekadar ritual mengenang. “Haul ini bukan nostalgia. Ia energi sosial. Kita mengingat Bapu Ju bukan hanya karena sejarahnya, tapi karena warisan adab dan ruh Islam damai yang sangat kita butuhkan hari ini,” ujarnya.

Sambutan senada datang dari Ketua PWNU Provinsi Gorontalo, Drs. Ibrahim T. Sore, M.Pd.I., yang menyebut haul sebagai tradisi Ahlussunnah wal Jama’ah yang membentuk karakter Islam ramah dan berakhlak. “Tradisi haul adalah ruang tafakur dan pendidikan ruhani. Ini bagian dari dakwah yang melestarikan wajah Islam yang lembut dan santun,” ungkapnya.

Pemerintah Kota Gorontalo, melalui Asisten I Setda, Drs. Iskandar Moerad, M.H., menyampaikan apresiasi atas pelaksanaan haul. Ia menegaskan dukungan penuh pemerintah terhadap kegiatan-kegiatan keagamaan yang memperkuat harmoni sosial. “Ini sejalan dengan visi kami membangun Kota Gorontalo sebagai kota religius yang inklusif dan damai,” ujarnya mewakili Wali Kota Gorontalo.

Puncak acara diisi dengan pembacaan manakib dan tausyiah ruhani oleh Ustaz Budi Ahaliki, S.Kom., M.Kom. Dalam kisah yang ia bawakan, perjuangan Bapu Ju menanamkan Islam di Gorontalo digambarkan sebagai dakwah yang tidak konfrontatif, tapi transformatif.

“Bapu Ju adalah teladan Islam yang santun. Dakwahnya tidak menyakiti, tapi menyentuh. Kita perlu kembali ke pendekatan dakwah yang lembut, yang menyembuhkan, bukan yang mencaci,” tegasnya.

Dalam tausyiah tersebut, jamaah diajak untuk menanamkan nilai kasih, cinta, dan adab dalam berislam—bukan hanya dalam ibadah individual, tapi juga dalam kehidupan sosial sehari-hari.

Acara ini turut dihadiri perwakilan dari berbagai institusi, termasuk Kementerian Agama Provinsi Gorontalo, PCNU Kota Gorontalo, unsur TNI dan Polri, Satgaswil Densus 88 Anti Teror Mabes Polri, hingga Forum Komunikasi Pencegahan Terorisme (FKPT). Kolaborasi kehadiran ini menjadi bukti bahwa tradisi haul dan zikir bukan hanya ruang spiritual, tetapi juga instrumen sosial yang kuat dalam membendung radikalisme dan ekstremisme.

Dalam konteks ini, Islam lokal yang berakar pada cinta dan budaya menjadi benteng efektif melawan ideologi kekerasan.

Haul Bapu Ju Panggola tahun ini berlangsung hingga waktu zuhur dalam suasana yang tertib, damai, dan penuh ketenangan. Lebih dari sekadar tradisi tahunan, kegiatan ini menjadi momentum untuk menghidupkan kembali ruh keislaman yang ramah, toleran, dan berakar kuat pada nilai-nilai lokal.

Haul ini juga menjadi penanda penting bahwa Islam Gorontalo bukan hanya sejarah melainkan masa depan yang perlu dirawat bersama. Dari makam Bapu Ju Panggola, suara cinta dan keteladanan terus bergema, menembus ruang-ruang sosial yang hari ini haus akan damai dan kasih. [AS]

 

banner 300x250
Example 120x600
banner 300x250

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *